Menu Close

Rincian Modal Buka Gerai Jatinangor House: Mengupas Tuntas Strategi Bisnisnya

Rincian Modal Buka Gerai Jatinangor House: Mengupas Tuntas Strategi Bisnisnya

Di tengah ramainya industri kuliner, nama Jatinangor House mencuat sebagai fenomena baru, terutama di kalangan pecinta ayam goreng. Berawal dari sebuah kedai kopi bernama Jatinangor Coffee, sang pendiri, Azis Ahmad Firman, menambahkan menu ayam goreng sebagai pendamping kopi. Menu ayam ini, yang secara unik dinamai “Ayam Spicy Mirip McD Besar,” mulai menarik perhatian banyak orang. Reputasinya meluas hingga akhirnya sebuah ulasan viral di Twitter (sekarang X) membuat banyak orang penasaran dan ingin mencoba.

Ayam goreng dari Jatinangor House berhasil mencuri hati banyak pelanggan karena rasanya yang pedas, dagingnya juicy, bumbunya meresap, dan kulitnya yang renyah. Selain itu, harganya pun lebih terjangkau dibandingkan menu ayam sejenis dari merek internasional. Karena respons positif ini, di bawah naungan PT Tangguh Cipta Rasa, Jatinangor House pun melebarkan sayapnya dengan membuka banyak cabang di seluruh Indonesia. Uniknya, sebagian besar cabangnya mengusung konsep cloud kitchen, yaitu dapur yang hanya melayani pesanan melalui aplikasi online. Hal ini juga diperlihatkan dari data pencarian di dunia digital dengan kata kunci “jatinangor house” yang mendapatkan 40,500 pencarian bulanan.

Baca juga: Pertarungan Rasa di Kancah Kuliner Indonesia: Inilah 16 Franchise Ayam yang Paling Banyak Dicari Di Google (Juni 2025)

Peluang Kemitraan: Apakah Franchise Jatinangor House Ada?

Melihat pertumbuhan pesat dan popularitasnya, banyak calon pengusaha yang tertarik untuk membuka franchise Ayam Jatinangor. Sayangnya, Jatinangor House tidak membuka program waralaba. PT Tangguh Cipta Rasa memilih untuk mengelola semua cabang secara mandiri, meskipun sudah memiliki lebih dari 100 gerai. Melalui akun Instagram resminya, Jatinangor House bahkan menghimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap penipuan terkait tawaran waralaba atas nama mereka.

Hal ini tentu menjadi kabar kurang menyenangkan bagi Anda yang berminat untuk berbisnis ayam goreng dengan nama besar seperti Ayam Jatinangor. Namun, Anda tidak perlu khawatir, karena masih ada banyak peluang bisnis lain di industri kuliner yang bisa Anda jajaki.

Alternatif Bisnis Kuliner Fleksibel dengan Ralali Food

Jika Anda mencari peluang bisnis kuliner dengan modal yang fleksibel dan ingin menghindari kerumitan operasional dapur, Anda bisa mempertimbangkan solusi inovatif dari Ralali Food dengan produk andalannya, Mina Soku.

Ralali Food adalah produsen makanan yang menggunakan teknologi retort, sebuah metode pengawetan yang membuat produknya dapat bertahan hingga 12 bulan pada suhu ruangan tanpa memerlukan bahan pengawet atau pendinginan. Produk Mina Soku dirancang khusus untuk pemilik hotel, restoran, dan kafe (HoReCa) yang ingin menyajikan makanan berkualitas tinggi secara efisien.

Dengan lebih dari 100 varian menu yang halal dan tanpa pengawet, Mina Soku membantu mengatasi tantangan di industri kuliner seperti tingginya food waste , inkonsistensi rasa , dan proses penyajian yang lama. Anda bisa mendapatkan margin keuntungan hingga 50%. Sebagai contoh, modal untuk menu nasi rendang bisa sekitar Rp 20.000 (termasuk nasi dan pelengkap), sementara harga jualnya dapat mencapai Rp 35.000, memberikan keuntungan sekitar Rp 15.000 per porsi.

Selain untuk bisnis HoReCa,Ralali Food juga membuka peluang bagi Anda yang ingin menjadi distributor produk Mina Soku dan Lanana. Skema ini memungkinkan Anda mendapatkan margin hingga 20% tanpa perlu memiliki dapur.

Mengambil Peluang di Industri Kuliner yang Dinamis

Fenomena Jatinangor House menunjukkan betapa besarnya potensi bisnis ayam goreng di Indonesia. Meskipun mereka tidak membuka program waralaba, strategi mereka yang berfokus pada cloud kitchen dan manajemen mandiri membuktikan bahwa ada banyak cara untuk meraih sukses di industri ini.Bagi Anda yang ingin memulai bisnis kuliner tanpa harus membangun merek dari nol, Ralali Food dengan produk Mina Soku menawarkan solusi yang praktis dan efisien. Dengan investasi yang lebih fleksibel, Anda bisa memulai bisnis F&B tanpa harus memikirkan kerumitan operasional dapur, biaya freezer yang tinggi, atau inkonsistensi rasa. Ini adalah kesempatan untuk berbisnis di sektor kuliner secara cerdas dan berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *