Menu Close

Golden Period dan Pentingnya Gizi: Fondasi Generasi Emas 2045

Banyak orang mengira pendidikan yang berkualitas hanya bergantung pada kurikulum, guru, atau teknologi pembelajaran. Padahal, ada satu faktor dasar yang kerap terabaikan: gizi. Tanpa asupan nutrisi yang cukup dan seimbang, anak-anak sulit berkembang secara optimal, meski memiliki akses ke sekolah terbaik sekalipun. Anda sedang mencari supplier dapur MBG ? Klik di sini.

Baca Juga :
SOP Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG)

SOP Dapur MBG : 5 Kunci Keamanan Pangan

Dalam BGN Talks Episode 5, Prof. Dr. A. Hanief Saha Ghafur, M.S., Guru Besar Program Kajian Strategis dan Global Universitas Indonesia, menekankan pentingnya gizi sejak usia dini. Menurutnya, ada periode emas atau golden period yang berlangsung dari usia 3 hingga 25 tahun. Pada masa ini, otak, perilaku motorik, kecerdasan, dan karakter manusia berkembang dengan pesat.

program makan bergizi ralalifood

“Kalau mau mendidik seseorang menjadi pemimpin, mulailah dari usia tiga tahun,” ujarnya. Karena itu, gizi di masa awal kehidupan menjadi fondasi untuk membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan siap memimpin.

Bukti Nyata dari Lapangan

Pentingnya gizi pada golden period dibuktikan lewat penelitian Bank Dunia di kaki Gunung Rinjani, Lombok. Daerah ini memiliki nilai ujian sekolah dasar terendah di Indonesia. Hasil kajian menemukan dua penyebab utama: gizi buruk dan keterbatasan akses listrik.

Setelah dilakukan intervensi berupa penyediaan makanan bergizi, kemampuan belajar siswa meningkat secara signifikan. Contoh ini menunjukkan bahwa perbaikan kualitas pendidikan tidak bisa dilakukan tanpa memperbaiki kualitas gizi.

Program MBG: Investasi Jangka Panjang

Melihat urgensi tersebut, pemerintah meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025. Program ini menargetkan 82,9 juta penerima manfaat hingga 2029, mencakup balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan peserta didik dari PAUD hingga SMA/sederajat.

Dengan alokasi anggaran Rp 298,4 triliun, MBG diharapkan bukan hanya mengatasi masalah gizi, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Badan Gizi Nasional mengatur tata kelola ketat dan pengawasan berlapis, termasuk pembatasan jarak distribusi maksimal 6 kilometer agar makanan sampai dalam kondisi terbaik.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Program ini tidak hanya memberi manfaat kesehatan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi. Pembangunan 30.000 dapur MBG diproyeksikan menciptakan 1,5 juta lapangan kerja baru. Petani, nelayan, dan UMKM kuliner ikut terlibat karena pasokan bahan baku diambil dari produksi lokal.

Permintaan pangan nasional pun meningkat. Proyeksi kebutuhan meliputi jutaan ton beras, ikan, dan susu selama periode program. Dampaknya, rantai pasok pangan di berbagai daerah semakin berkembang.

Peran Ralali dalam Rantai Pasok Gizi

Ralali Group menjadi salah satu mitra strategis dalam pelaksanaan MBG. Sebagai ekosistem B2B terbesar di Indonesia, Ralali berperan menyediakan bahan pangan berkualitas, membangun dapur MBG, dan mengajak investor bergabung.

Skema kemitraan yang ditawarkan memungkinkan investor memperoleh bagi hasil hingga Rp 40 juta per bulan. Lebih dari itu, kemitraan ini menjadi bagian dari misi sosial untuk membentuk generasi sehat dan berdaya saing.

Menuju Generasi Emas 2045

Pengalaman negara maju seperti Jepang dan Singapura membuktikan bahwa program makan bergizi yang konsisten dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan perekonomian. Dengan tata kelola yang baik, teknologi pengawasan, dan kolaborasi lintas sektor, MBG memiliki potensi besar menjadi salah satu program sosial paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia.

Seperti yang disampaikan Prof. Hanief, “Tidak ada pendidikan berkualitas tanpa gizi yang baik.” Dengan memastikan gizi anak-anak terpenuhi sejak golden period, Indonesia mengambil langkah pasti menuju Generasi Emas 2045 yang sehat, cerdas, dan kompetitif di panggung dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *