Kementerian Kesehatan telah menerbitkan dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk menjamin keamanan pangan siap saji dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dokumen ini ditandatangani secara…
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) adalah inisiatif besar yang bertujuan meningkatkan gizi dan kesehatan jutaan anak di Indonesia. Skala program yang masif ini menuntut adanya standar operasional prosedur (SOP) yang ketat, terpadu, dan transparan. SOP ini bukan sekadar dokumen administratif, melainkan cetak biru yang menjamin konsistensi kualitas, efisiensi distribusi, dan yang paling krusial, keamanan pangan di setiap porsi makanan yang disajikan.
Penyusunan dan pelaksanaan SOP untuk MBG melibatkan kolaborasi erat antara berbagai instansi terkait. Badan Gizi Nasional (BGN), sebagai koordinator program, menetapkan pedoman umum terkait kandungan gizi dan pemenuhan standar kualitas menu. Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berperan vital dalam menyusun standar keamanan pangan, terutama terkait Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) jasa boga berbasis risiko (sebagaimana diatur dalam Permenkes No. 14/2021). SOP MBG harus berhasil mengintegrasikan standar gizi dari BGN dengan standar higiene sanitasi Kemenkes di tingkat operasional dapur.
Salah satu fokus utama SOP adalah memetakan alur kerja di dapur SPPG, mulai dari penerimaan bahan baku, penyimpanan, persiapan, pengolahan, hingga distribusi. Setiap tahapan ini diatur secara detail untuk meminimalkan risiko bahaya biologis, kimia, dan fisik. Misalnya, SOP harus memuat batas suhu kritis (Critical Control Point/CCP) yang ketat saat proses pemasakan dan pendinginan makanan. Dokumentasi yang lengkap dan akurat, mulai dari *checklist* suhu hingga logistik pengiriman, menjadi bagian tak terpisahkan dari SOP MBG/SPPG untuk menjamin ketertelusuran produk.
Selain aspek keamanan pangan, SOP juga berfungsi untuk menjamin keseragaman gizi di seluruh wilayah pelaksanaan program. SPPG harus mengikuti Pedoman Menu yang sudah ditetapkan oleh BGN, termasuk spesifikasi bahan baku, berat per porsi, hingga metode pengolahan yang disarankan. SOP yang efektif memastikan bahwa setiap anak, di mana pun lokasinya, menerima makanan dengan jumlah protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral sesuai standar gizi yang telah ditentukan, sehingga tujuan peningkatan kesehatan anak tercapai secara merata.
Implementasi SOP di lapangan, terutama di daerah dengan keterbatasan infrastruktur, seringkali menjadi tantangan. Oleh karena itu, SOP MBG juga perlu mencakup panduan tentang manajemen rantai pasok (supply chain), penanganan limbah, hingga prosedur darurat jika terjadi insiden keamanan pangan. Pemanfaatan teknologi digital untuk pemantauan dan pelaporan harian menjadi solusi krusial untuk memastikan kepatuhan terhadap SOP secara *real-time* dan meminimalisir kesalahan manusia.
Memahami dan melaksanakan setiap poin dalam SOP MBG/SPPG adalah investasi wajib bagi setiap pengelola dapur yang terlibat dalam program ini. Ini bukan hanya masalah kepatuhan regulasi, tetapi merupakan komitmen moral untuk menyediakan asupan gizi yang aman, berkualitas, dan konsisten bagi generasi penerus bangsa.
Selamat menjalankan program dengan standar terbaik!
Kementerian Kesehatan telah menerbitkan dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk menjamin keamanan pangan siap saji dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dokumen ini ditandatangani secara…