Menu Close

SOP Dapur MBG : 5 Kunci Keamanan Pangan dari WHO

Dalam era digital yang semakin berkembang, berbagai inovasi dalam pengelolaan dapur komersial terus bermunculan. Program kemitraan dapur yang ditawarkan oleh berbagai platform digital telah membuka peluang bagi para pelaku usaha kuliner untuk mengoptimalkan operasional dapur mereka. Program-program ini umumnya menawarkan berbagai keuntungan seperti akses ke pasar yang lebih luas, dukungan operasional, serta standarisasi proses yang dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk.

Program Mitra Dapur MBG Ralalifood adalah inisiatif kemitraan yang membuka peluang bagi individu, pemilik aset, UMKM, koperasi, hingga perusahaan untuk berkontribusi dalam penyediaan makanan bergizi bagi anak-anak melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dengan menyediakan aset seperti dapur, bangunan, atau modal, para mitra mendapatkan kontrak pasokan makanan bergizi langsung dari pemerintah, didukung oleh Ralalifood dalam bentuk pelatihan, sistem operasional, hingga distribusi bahan baku. Selain berdampak sosial melalui upaya penurunan stunting dan peningkatan gizi, mitra juga memperoleh imbal hasil yang stabil dan terukur, menjadikan program ini sebagai bentuk usaha sosial yang berkelanjutan dan berdampak nyata bagi kesehatan generasi penerus bangsa.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Badan Gizi Nasional juga menerapkan standar keamanan pangan yang ketat dalam operasional dapurnya. Program MBG yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat Indonesia ini mengadopsi Five Keys to Food Safety dari World Health Organization (WHO) sebagai landasan fundamental dalam menjamin keamanan pangan di seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Penerapan standar keamanan pangan yang ketat menjadi semakin krusial mengingat besarnya skala operasional Program MBG yang melayani jutaan penerima manfaat di seluruh Indonesia. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana Five Keys to Food Safety WHO diimplementasikan dalam standar operasional dapur MBG untuk menjamin keamanan dan kualitas makanan yang disajikan.

Implementasi Five Keys to Food Safety WHO dalam Standar Operasional Dapur MBG

1. Menjaga Kebersihan (Keep Clean)

Prinsip pertama dalam Five Keys to Food Safety adalah menjaga kebersihan, yang diimplementasikan secara ketat dalam standar operasional dapur MBG melalui beberapa aspek:

program makan bergizi ralalifood

a. Kebersihan Personal

  • Seluruh staf dapur wajib mengenakan seragam bersih, hairnet, dan sepatu khusus dapur
  • Mencuci tangan dengan sabun pada setiap tahapan kritis pengolahan makanan
  • Pemeriksaan kesehatan berkala untuk seluruh staf dapur

b. Kebersihan Fasilitas

  • Pembersihan rutin area dapur menggunakan disinfektan food grade
  • Penjadwalan pembersihan peralatan masak dan area kerja
  • Sistem ventilasi yang memadai untuk mencegah kontaminasi udara

c. Dokumentasi dan Monitoring

  • Checklist kebersihan harian untuk setiap area kerja
  • Audit kebersihan berkala oleh tim quality control
  • Pelatihan regular tentang praktik higiene yang baik

2. Memisahkan Bahan Mentah dan Matang (Separate Raw and Cooked)

Pemisahan bahan mentah dan matang merupakan prinsip crucial dalam mencegah kontaminasi silang:

a. Desain Layout Dapur

  • Area terpisah untuk persiapan bahan mentah dan makanan matang
  • Penggunaan peralatan dengan kode warna berbeda
  • Sistem penyimpanan yang terorganisir dengan jelas

b. Prosedur Penanganan Bahan

  • Penggunaan cutting board berbeda untuk bahan mentah dan matang
  • Alur kerja satu arah untuk mencegah kontaminasi silang
  • Sistem rotasi stok FIFO (First In First Out)

3. Memasak dengan Sempurna (Cook Thoroughly)

Proses pemasakan yang tepat menjadi kunci dalam menjamin keamanan pangan:

a. Standar Suhu Pemasakan

  • Penggunaan termometer makanan untuk memastikan suhu internal yang aman
  • Dokumentasi suhu pemasakan untuk setiap batch produksi
  • Prosedur khusus untuk makanan berisiko tinggi

b. Validasi Proses

  • Pengambilan sampel makanan untuk pengujian mikrobiologi
  • Verifikasi visual kematangan makanan
  • Standar waktu dan suhu spesifik untuk setiap jenis makanan

4. Menjaga Suhu yang Aman (Keep Food at Safe Temperatures)

Pengendalian suhu menjadi faktor kritis dalam menjaga keamanan pangan:

a. Fasilitas Penyimpanan

  • Pemantauan suhu refrigerator dan freezer secara berkala
  • Sistem alarm untuk fluktuasi suhu
  • Maintenance rutin untuk peralatan pendingin

b. Distribusi Makanan

  • Penggunaan wadah khusus untuk menjaga suhu selama pengiriman
  • Batas waktu maksimal 20 menit untuk pengiriman ke titik distribusi
  • Monitoring suhu selama proses distribusi

5. Menggunakan Air dan Bahan Baku yang Aman (Use Safe Water and Raw Materials)

Pemilihan bahan baku berkualitas menjadi fondasi keamanan pangan:

a. Seleksi Supplier

  • Audit supplier secara berkala
  • Standar penerimaan bahan baku yang ketat
  • Dokumentasi sertifikat keamanan pangan supplier

b. Penggunaan Bahan Terfortifikasi

  • Penggunaan garam beryodium
  • Tepung terigu fortifikasi
  • Minyak goreng yang difortifikasi
  • Beras fortifikasi (jika tersedia)

Sistem Monitoring dan Evaluasi

Untuk memastikan implementasi yang efektif, Program MBG menerapkan sistem monitoring yang komprehensif:

  1. Audit Internal
  • Pemeriksaan rutin terhadap implementasi Five Keys
  • Evaluasi dokumentasi dan catatan
  • Penilaian kinerja staf
  1. Pelatihan dan Pengembangan
  • Program pelatihan berkala untuk staf
  • Updating SOP sesuai perkembangan standar
  • Sharing knowledge antar SPPG
  1. Manajemen Insiden
  • Prosedur penanganan kejadian keracunan makanan
  • Sistem pelaporan dan investigasi
  • Tindakan korektif dan preventif

Implementasi Five Keys to Food Safety WHO dalam standar operasional dapur MBG merupakan bukti komitmen program dalam menjamin keamanan pangan bagi seluruh penerima manfaat. Melalui penerapan standar yang ketat dan sistem monitoring yang komprehensif, Program MBG tidak hanya berkontribusi pada peningkatan status gizi masyarakat tetapi juga menetapkan benchmark baru dalam pengelolaan dapur institusi di Indonesia.

Keberhasilan implementasi ini membutuhkan kolaborasi dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan, mulai dari tim manajemen hingga staf operasional di lapangan. Dengan terus meningkatkan standar dan mengadopsi praktik terbaik dalam keamanan pangan, Program MBG dapat menjadi model percontohan bagi program-program serupa di masa mendatang.

1 Comment

  1. Pingback:Golden Period dan Pentingnya Gizi: Fondasi Generasi Emas 2045 - Ralali Blog

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *